KETAHUI ACARA TERBARU DARI CESP
Pengembangan produk, informasi Pameran, Pengembangan pemasaran, Acara Perusahaan, dll.
Uji Peralatan Listrik Tahan Ledakan Terenkapsulasi
Untuk peralatan listrik tahan ledakan yang dienkapsulasi, semua pengujian dilakukan dengan tujuan menilai berbagai indikator kinerja senyawa enkapsulasi. Senyawa enkapsulasi memenuhi persyaratan. Pada prinsipnya, kinerja keselamatan tahan ledakan dari tipe tahan ledakan ini dapat dijamin.

Senyawa pot yang digunakan dalam peralatan listrik tahan ledakan jenis pot harus tahan terhadap pengujian berikut.
Uji sampel senyawa terenkapsulasi
(1) Uji penyerapan air
Ketika peralatan listrik tahan ledakan yang dienkapsulasi digunakan di lingkungan yang lembab, senyawa yang dienkapsulasi harus diuji penyerapan airnya.
Sampel uji senyawa enkapsulasi berupa silinder dengan diameter (50±1) menit dan tinggi (3±0,2) menit.
Selama pengujian, penguji harus terlebih dahulu menimbang 3 sampel uji kering, kemudian memasukkannya ke dalam air pada suhu (23+2)℃ selama 24 jam. kemudian, keluarkan sampel uji dari air dan keringkan serta timbang kembali.
Setelah pengujian, berat sampel uji tidak boleh melebihi 1% dari berat sampel kering.
(2) Uji kekuatan dielektrik
Senyawa terenkapsulasi yang digunakan dalam peralatan listrik tahan ledakan tipe terenkapsulasi harus tahan terhadap uji kekuatan dielektrik.
Sampel uji senyawa enkapsulasi berupa silinder dengan diameter (50±1) menit dan tinggi (3±0,2) menit.
Selama pengujian, penguji harus menempatkan sampel uji secara simetris pada dua elektroda melingkar dengan diameter (30 ± 1) menit, dan elektroda tersebut terbuat dari kuningan. Permukaan yang bersentuhan dengan sampel uji harus rata dan halus (R. ≤ 0,8). Sampel uji yang disiapkan harus ditempatkan di lingkungan pada titik suhu tinggi dalam kisaran suhu operasi kontinu (COT) dari senyawa enkapsulasi selama 24 jam untuk perlakuan awal.
Kemudian, penguji menerapkan tegangan pengisian 4kV (kesalahan 0-5%, nilai efektif) pada frekuensi 48-52 Hz (atau 58-62 Hz) antara dua elektroda sampel uji tersebut selama minimal 5 menit.
Selama pengujian, tidak boleh terjadi flashover atau kerusakan di lokasi pengujian.
Tes ketahanan panas dan dingin
Uji ketahanan panas dan dingin peralatan listrik tahan ledakan yang dienkapsulasi harus dilakukan sesuai dengan persyaratan pengujian umum untuk peralatan listrik tahan ledakan dan tahan ledakan.
Namun, suhu yang digunakan dalam uji ketahanan panas harus:
1) Untuk perlengkapan kelas “ma” dan perlengkapan kelas “mb”.
Suhu permukaan luar tertinggi dari sampel uji ketika dijalankan dalam kondisi gangguan.
Suhu maksimum permukaan komponen yang dienkapsulasi dalam senyawa enkapsulasi ketika sampel uji dijalankan pada kondisi operasi terukur.
2) Untuk peralatan kelas “mc”.
Suhu permukaan tertinggi dari sampel uji ketika dioperasikan pada kondisi operasi terukur ditambah nilai suhu minimal 20K.
Dalam pengujian peralatan kelas “ma” dan peralatan kelas “mb”, jika suhu bekas digunakan sebagai suhu pengujian dalam uji ketahanan panas, sampel uji juga harus tahan terhadap pengujian siklus termal berikut.
Tes siklus termal
Saat melakukan uji siklus termal untuk peralatan listrik tahan ledakan yang dikemas, penguji harus menempatkan beberapa sensor suhu dalam sampel uji.
Sensor dapat ditempatkan pada permukaan luar sampel uji, dan juga harus ditempatkan pada posisi terpanas di dalam sampel uji.
Selama pengujian, penguji harus menempatkan sampel uji di lingkungan dengan suhu (21±2)oC selama 24 jam tanpa listrik; kemudian, letakkan di lingkungan bersuhu (t…+10-1-2)°C hingga perbedaan suhu antara bagian dalam dan luar sampel kurang dari 2K; sampel uji diberi energi (tegangan adalah batas atas tegangan pengenal) untuk menghasilkan suhu tidak lebih besar dari 2K pada perangkat proteksi termal (perangkat proteksi termal internal dapat dijembatani bersama).
Di sini, t mewakili suhu lingkungan pengoperasian maksimum dari peralatan listrik tahan ledakan yang dikemas.
Keadaan pengujian ini dipertahankan hingga suhu internal sampel uji stabil (perubahan suhu tidak lebih dari 2K/jam).
Pada saat ini, penguji memutus daya sampel uji, mengeluarkan sampel uji dari lingkungan (t±10)℃ dan mendinginkannya hingga (21±2)℃; kemudian, letakkan di lingkungan dengan suhu (t±5)℃, hingga suhu di dalam dan di luar sampel uji tidak lebih dari 2K; kemudian, sampel uji diberi energi lagi (tegangan adalah batas atas tegangan pengenal) untuk menghasilkan suhu tidak lebih besar dari suhu proteksi 2K pada perangkat proteksi termal (suhu internal selama pengujian) Perangkat proteksi termal dapat dijembatani bersama).
Di sini, t mewakili suhu lingkungan pengoperasian minimum dari peralatan listrik tahan ledakan yang dikemas.
Keadaan pengujian ini dipertahankan hingga suhu internal sampel uji stabil (perubahan suhu tidak lebih dari 2K/jam).
Proses pengujian di atas adalah sebuah siklus. Uji siklus termal sebaiknya dilakukan selama 3 siklus.
Setelah uji tahan panas, uji tahan dingin atau (dan) uji siklus termal berakhir, senyawa enkapsulasi tidak boleh retak atau rontok.